Pakar Telekomunikasi Universitas Surabaya (Ubaya), Yohanes Gunawan Yusuf mengungkap dampak lain dari kehadiran Starlink, sebuah layanan internet milik konglomerat Elon Musk.
Diketahui, Starlink sudah beroperasi di Indonesia usai diresmikan di Bali pada 19 Mei 2024 lalu. Kekhawatirannya, internet berbasis satelit itu akan mengancam keberadaan provider lokal di Indonesia.
Yohanes mengungkapkan, keberadaan satelit tersebut telah berjumlah ribuan di luar angkasa. Diketahui, setidaknya ada 5 ribu satelit dan ditargetkan total akan ada sebanyak 40 ribu satelit yang terpasang.
“Jadi bisa dibayangkan banyak sekali benda di luar angkasa kita. Nantinya bisa berdampak pada banyaknya limbah satelit kalau satelitnya rusak dan mati,” kata Yohanes, Selasa (18/6/2024).
Ia menjelaskan, dampak pasti yang akan ditimbulkan dengan kehadiran Starlink ini adalah dengan banyaknya gelombang elektromagnetik di udara. Hal ini tentu menciptakan gangguan pada atmosfer.
“Ini dapat menimbulkan dampak-dampak pada gelombang radio frekuensi, baik untuk komunikasi radio maupun gelombang cahaya. Selain itu, harganya masih tergolong mahal jika dibandingkan dengan provider lokal,” jelasnya.
Meski demikian, harga tersebut bisa menjadi sangat murah jika permintaan dari para pebisnis dan masyarakat Indonesia sangat tinggi. Ini sangat mungkin, mengingat inovasi pada Starlink sangat menguntungkan pengguna.
“Bahkan dapat dikatakan, Starlink unggul dari segi teknologi dibandingkan teknologi internet yang ada selama ini karena menggunakan phased array antenna. Ini adalah inovasi luar biasa di bidang elektro,” papar Yohanes.
Ia menambahkan bahwa keunggulan inilah yang akan menimbulkan dampak signifikan bagi industri dan perilaku masyarakat ke depan.
Yohanes menyebut, masyarakat Indonesia yang hampir 70 persen jumlahnya sudah melek teknologi akan merespon kehadiran Starlink dengan cepat.
Namun, hal ini perlu kebijakan pemerintah agar ada kompetisi yang adil antara layanan internet lokal dengan Starlink. Sebab, kemunculan teknologi baru merupakan hal yang tidak bisa dibendung.
“Adanya regulasi yang tepat dari pemerintah akan membuat implementasinya di masyarakat lebih optimal,” tandas Dosen Teknik Elektro tersebut.
