inversijatim.id-Jemaah haji Debarkasi Surabaya berangsur-angsur kembali ke tanah air. Pagi ini, Senin (1/7) Debarkasi Surabaya menyambut kedatangan kelompok terbang (kloter) 33 dari Kabupaten Probolinggo yang mendarat di Bandara Internasional Juanda pada pukul 05.55 WIB.
Hingga hari ke-10, Senin (1/7) pada fase pemulangan ini, sejumlah 12.223 jemaah haji dari 33 kloter Debarkasi Surabaya telah tiba di tanah air. Jumlah tersebut terdiri dari 12.058 jemaah dan 165 petugas. Dengan demikian sudah 33 persen jemaah dari total keseluruhan 39.264 orang telah kembali dari melaksanakan ibadah haji.
Sekretaris PPIH Debarkasi Surabaya, Abdul Haris tadi malam melaporkan ada 60 jemaah haji Debarkasi Surabaya wafat di tanah suci. Dengan bertambahnya jemaah haji yang wafat, Abdul Haris senantiasa berkoordinasi dengan PPIH kloter maupun PPIH Debarkasi Surabaya untuk melakukan upaya pendampingan dan pengawasan jemaah haji sebaik mungkin termasuk melakukan penanganan yang tepat apabila ada jemaah yang mempunyai keluhan kondisi kesehatan.
Selain koordinasi penanganan jemaah sakit, Haris juga melakukan koordinasi dengan petugas agar memberikan sosialisasi pada jemaah untuk dapat mengukur kemampuannya dalam melaksanakan ibadah sunnah seperti umroh sunnah di Masjidil Haram.
“Para petugas kami pesankan untuk senantiasa mengingatkan jemaah untuk tidak melampaui batas kemampuannya dalam melakukan ibadah khususnya yang sunnah.
Dikhawatirkan para jemaah nanti ujung-ujungnya sakit jika mereka terlalu ngoyo melakukan ibadah sunnah,” jelasnya.
Lanjut Haris, dengan melakukan penanganan jemaah sakit secara tepat dan sosialiasi membatasi ibadah sunnah, diharapkan angka jemaah yang wafat di tanah suci dapat diminimalisir sekecil mungkin.
Selain meminimalisir jemaah wafat di tanah suci, Haris menuturkan pihaknya juga melakukan usaha untuk meminimalisir jemaah wafat di Debarkasi Surabaya.
“Hingga saat ini ada 3 jemaah yang wafat di Debarkasi Surabaya. Untuk meminimalisir jemaah wafat, kita lakukan penanganan cepat terhadap jemaah sakit. Di sini kita koordinasikan terus dengan para petugas dari BBKK dan Dinas Kesehatan supaya bisa melakukan tindakan cepat bila ada jemaah yang membutuhkan penanganan cepat. Kita memaksimalkan percepatan layanan di rumah sakit terdekat,” terang Haris.
Pria yang pernah menjabat Kepala Kantor Kemenag Bangkalan ini juga menjelaskan sangat mungkin para jemaah haji yang wafat pasca masa puncak haji karena mengalami kelelahan.
“Karena terlalu focus beribadah, seringkali para jemaah tidak memperhatikan kondisi kesehatannya. Kami sudah berpesan pada KBIHU untuk senantiasa melihat kemampuan jemaah bila mereka diajak beribadah sunnah. Untuk city tour atau ziarah ke tempat bersejarah, petugas KBIHU harus melihat kondisi jemaah sebagai upaya menjaga kondisi Kesehatan jemaah jelang kepulangan ke tanah air,” ucapnya. Malam ini, pukul 23.27 WIB, kloter 34 asal Kabupaten Probolinggo akan mendarat di Bandara Juanda.