inversijatim.id-Dalam upaya memperkuat kompetensi di era digital, sebanyak 24 dosen dan tenaga kependidikan (tendik) Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) berhasil meraih sertifikasi Internasional Microsoft Certified Educator (MCE). Sertifikasi ini, merupakan bagian dari komitmen Unusa untuk terus meningkatkan kualitas pendidikan dan layanan melalui pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) secara optimal.
Mereka adalah Muhammad Thamrin Hidayat, Nafiah, Sri Hartatik, Dewi Widiana Rahayu, Pance Mariati, Syamsul Ghufron, Luluk Khoiriyah, Sukron Djazilan, Afib Rulyansah, Akhwani, Sunanto, Mustofa, Rudi Umar Susanto, Agus Wahyudi, Siti Maghfirotun Amin, Hidayatul Khusnah, Riyan Sisiawan Putra, Abdul Haris Dwi Prasetiyo, Mega Fitria Nirwana, Aisyah Nur Afifah Maulidiyyah, Shinta Permanasari, Brian Purli Abrianto, Khikmatun Zainiyah, Lisa Tofiqotul Hidayah.
Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Unusa, Dr. Muhammad Thamrin Hidayat menyampaikan, Microsoft Certified Educator (MCE) adalah program sertifikasi global yang dirancang untuk mengembangkan kemampuan para pendidik dalam mengintegrasikan teknologi ke dalam proses pembelajaran. Sertifikasi ini mengacu pada kerangka 21st Century Learning Design (21CLD), yang menitikberatkan pada pengembangan keterampilan kolaborasi, komunikasi, pemecahan masalah, kreativitas, dan berpikir kritis—keterampilan yang sangat dibutuhkan dalam menghadapi tantangan pendidikan abad ke-21.
“Selama pelatihan, para dosen dan tendik Unusa tidak hanya mempelajari penggunaan perangkat lunak Microsoft, seperti Office 365 dan Microsoft Teams, tetapi juga bagaimana memanfaatkan teknologi ini untuk meningkatkan efektivitas pembelajaran dan manajemen pendidikan,” ungkapnya, Jumat (23/08).
Thamrin menambahkan, dirinya mengapresiasi pencapaian ini sebagai langkah strategis dalam membangun ekosistem pendidikan yang adaptif terhadap perkembangan zaman. “Keberhasilan 24 dosen dan tendik dalam memperoleh sertifikasi MCE ini merupakan bukti nyata dari komitmen Unusa dalam meningkatkan kualitas pendidikan yang berbasis teknologi. Penguasaan TIK oleh para pendidik adalah kunci untuk menciptakan lingkungan belajar yang inovatif dan dinamis, yang pada akhirnya akan meningkatkan mutu pendidikan di Unusa,” ujar Thamrin.
Dalam pelaksanaannya, program sertifikasi ini melibatkan dosen dan tenaga pendidik (tendik) yang terkait dalam Hibah Program Kompetisi Kampus Merdeka (PKKM) Kemendikbudristek tahun anggaran 2024 di Unusa, sehingga dampaknya dapat dirasakan secara merata di seluruh institusi. Sri Hartatik, M.Pd., salah satu dosen yang berhasil lulus sertifikasi, menyampaikan bahwa pelatihan ini telah membuka wawasan baru bagi para pendidik di Unusa.
“Kami mendapatkan banyak pengetahuan baru tentang bagaimana teknologi dapat diintegrasikan ke dalam kurikulum untuk mendukung proses pembelajaran yang lebih interaktif dan menarik bagi mahasiswa. Sertifikasi ini juga menantang kami untuk berpikir kreatif dalam menyusun metode pengajaran yang sesuai dengan perkembangan teknologi,” tuturnya.
Ketua Penanggungjawab Program Pelatihan PKKM S1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Unusa, Pance Mariati, M.Sn., juga menegaskan, keberhasilan ini tidak hanya meningkatkan kapasitas individu para dosen dan tendik, tetapi juga berkontribusi pada peningkatan kualitas pendidikan di Unusa secara keseluruhan.
“Dengan adanya sertifikasi ini, kami berharap proses pembelajaran di Unusa akan lebih efektif, adaptif, dan sesuai dengan kebutuhan mahasiswa di era digital. Kami juga berencana untuk terus mendorong peningkatan kompetensi para dosen dan tendik melalui berbagai program pelatihan dan sertifikasi internasional lainnya,” jelasnya.
Lebih jauh, Pance mengungkapkan, sertifikasi MCE ini akan menjadi bagian dari strategi jangka panjang Unusa dalam menghadapi tantangan globalisasi di dunia pendidikan. “Kami berkomitmen untuk mempersiapkan para pendidik yang tidak hanya kompeten secara akademik, tetapi juga mampu memanfaatkan teknologi secara maksimal untuk mendukung proses pembelajaran yang berkualitas. Ini adalah langkah penting dalam mewujudkan visi Unusa sebagai institusi pendidikan yang unggul dan berdaya saing global,” tambahnya.
Dengan keberhasilan ini, Unusa menegaskan posisinya sebagai salah satu perguruan tinggi yang proaktif dalam mengintegrasikan teknologi ke dalam pendidikan, sejalan dengan tuntutan dunia pendidikan di era digital. Ke depannya, Unusa akan terus mendukung pengembangan kompetensi seluruh civitas akademika, tidak hanya melalui program sertifikasi seperti MCE, tetapi juga melalui berbagai inisiatif lain yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan daya saing lulusan di tingkat nasional dan internasional.