inversijatim.id- Jefanny Vercelli, mahasiswi angkatan Genoa jurusan Tata Boga Akademi Kuliner dan Patiseri Ottimmo Internasional di kawasan Citraland, Surabaya, Seorang mahasiswi di Surabaya memanfaatkan umbi porang dan kulit buah naga menjadi beras merah analog.
Hasilnya, produk tersebut diklaim kaya akan serat, protein, dan antioksidan, serta mencegah diabetes. Jeje, sapaan akrabnya, mengatakan beras merah analog ini, merupakan pangan alternatif pengganti beras. Meski terbuat dari porang, bentuknya mirip dengan butiran beras padi pada umumnya.
Proses pembuatan beras merah analog ini, pun cukup mudah. Yakni, dengan mencampurkan bahan-bahan seperti tepung porang, tepung ubi ungu, tepung kedelai, dan tepung kulit buah naga.
Setelah dicampur hingga berwarna merah, bahan-bahan alami tersebut dicampurkan dengan air larutan xanthan gum, untuk kemudian dipipihkan dan dikukus kurang lebih selama 8 hingga 15 menit.
“Setelah dikukus, adonan yang sudah matang kemudian dipotong-potong menyerupai butiran beras dari padi. Produk inovasi ini aman untuk penderita diabetes karena kandungan gula tidak setinggi beras biasa,” ujar Jeje Senin, (24/6).
Dosen Pembimbing, Heni Adhianata menjelaskan, ide membuat beras tiruan ini bermula dari penelitian dosen yang ingin mengangkat produk lokal dari umbi porang, ubi ketela ungu, kacang kedelai, dan kulit buah naga.
Dalam tugas akhir di Akademi Kuliner dan Patiseri Ottimmo Internasional, mahasiswa juga dituntut untuk membuat sebuah inovasi, baik itu berupa produk makanan atau minuman.
“Beberapa bulan lalu juga sempat ada harga beras yang lumayan fluktuatif, bahkan harganya sampai melambung tinggi, akhirnya muncul ide membuat beras tiruan dari bahan lokal Indonesia ini,” jelas Heni.
Menurut Heni, produk beras merah analog ini memiliki tiga khasiat, yakni memiliki kandungan antioksidan yang tinggi. Sebab, produk ini menggunakan tepung ubi ungu dan tepung kulit buah naga. Kedua, mengandung serat pangan yang tinggi.
“Berdasarkan analisis hasil lab, diketahui beras merah analog ini memiliki serat pangan yang jauh lebih tinggi dibandingkan beras dari padi pada umumnya. Karena kita menggunakan umbi porang yang memiliki kandungan glukomanan dan serat pangan lebih tinggi, serta ada kandungan serat pangan dari ubi ungu,” terangnya.
Ketiga, protein. Heni menyebut, beras merah analog ini menjadi sumber protein nabati yang tinggi karena ditambahkan tepung kedelai. “Produk inovasi ini aman untuk penderita diabetes dan kolesterol,” ungkapnya.
Selain memberikan asupan antioksidan dan serat yang cukup, beras analog berbahan dasar porang ini diharapkan memiliki indeks glikemiks yang jauh lebih rendah jika dibandingkan dengan beras merah pada umumnya