Hari ini menjadi hari bersejarah dan membahagiakan bagi 65 Warga Binaan Lapas Kelas I Madiun. Pasalnya, sebanyak 15 orang mengikuti wisuda diploma 1 (D1) Teologi. Sedangkan 50 orang lainnya dinyatakan lulus sertifikasi kelulusan Santri Pondok Pesantren Hayatussalam.
Kegiatan dimulai dengan peresmian Galeri Dasa Pitutur oleh Kakanwil Kemenkumham Jatim, Heni Yuwono. Galeri Dasa Pitutur merupakan etalase produk waraga binaan Lapas Kelas I Madiun yang terdiri dari beberapa produk seperti kerajinan Kayu Hiasan, Asbak, Kotak Tisue, sarta Produk dari Bahan Garment seperti Tas Jinjing Perempuan dengan berbagai jenis kemudian juga ada produk frozen food sosis, pentol, dan lainnya.
Pembinaan narapidana di Lapas Kelas I Madiun bertujuan untuk meningkatkan kualitas kepribadian dan kemandirian mereka, sebagaimana diamanatkan oleh Undang-Undang No 22/2022 tentang Pemasyarakatan.
“Pembinaan ini diharapkan dapat mencegah narapidana mengulangi kesalahan yang sama serta mempersiapkan mereka untuk mandiri dan berkarya setelah keluar dari lembaga pemasyarakatan,” kata Kalapas Kelas I Madiun, Kadek Anton Budiharta, Selasa (11/6/2024).
Setelah itu rombongan kakanwil diarahkan menuju Blok Khusus untuk pembinaan tentang keagamaan. Kakanwil di sambut dengan yel-yel yang penuh semangat dari Warga Binaan kemudian kakanwil juga meninjau kelas pendidikan untuk progam D1 Teologi.
Heni menyampaikan agar selalu semangat untuk meraih IPK yang tinggi agar kelak dapat bermanfaat bagi para perserta program.
“Kami memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada Lapas Kelas I Madiun, Yayasan Indonesia Bangkit dan Bersinar, Sekolah Tinggi Teologi Anugerah Indonesia, Pondok pesantren Al Mardliyyah Al Mujadadiyah dan Kemenag Kota Madiun serta seluruh mitra kerja yang mendukung terselenggaranya program ini. Kesuksesan ini bisa menjadi role model bagi lapas lainnya di tingkat nasional,” ungkapnya.
Program D1 Teologi di Lapas Kelas I Madiun dimulai pada Februari 2023 dengan dukungan Yayasan Indonesia Bangkit dan Bersinar serta Sekolah Tinggi Teologi Anugerah Indonesia. Sebanyak 15 narapidana berhasil menyelesaikan pendidikan ini dan diwisuda pada acara tersebut.
Selain itu, program Pondok Pesantren Hayatussalam yang dimulai sejak 17 Maret 2023 telah berhasil mengeluarkan sertifikat kelulusan kepada 50 santri dengan rincian 4 santri tingkat lanjut, 8 santri tingkat menengah, dan 38 santri tingkat dasar.
Heni menyampaikan bahwa pendidikan adalah elemen kunci dalam pembinaan narapidana di Lembaga Pemasyarakatan. Melalui pendidikan, narapidana mendapatkan kesempatan untuk memperbaiki diri, mengurangi risiko residivisme, meningkatkan kesejahteraan psikologis, dan mempersiapkan diri untuk reintegrasi ke dalam masyarakat.
“Lapas Kelas I Madiun dengan sarana dan prasarana terbatas mampu berkomitmen serius dalam penyelenggaraan pendidikan, dan ini sejalan dengan program prioritas nasional untuk membangun SDM unggul di Kementerian Hukum dan HAM Jawa Timur,” jelasnya.
Heni berpesan kepada seluruh warga binaan pemasyarakatan yang sudah diwisuda dan santri yang bersertifikat untuk menerapkan ilmu yang telah didapatkan. Menurutnya, ilmu teologi yang telah saudara pelajari selama disini, tidak hanya untuk kalian simpan, tetapi untuk diamalkan dalam kehidupan sehari-hari kepada masyarakat.
“Sekecil apapun kontribusi kalian bagi lingkungan, merupakan kontribusi berharga bagi negara kita,” tuturnya.
Dalam kegiatan ini dihadiri langsung oleh Kakanwil Kemenkumham Jatim, Heni Yuwono. Kalapas Kelas I Madiun, Kadek Anton Budiharta. Pj Bupati Madiun yang di wakili oleh Kadin Pendidikan dan Budaya Kota Madiun, Lismawati. Wakil Ketua Sekolah Tinggi Teologi Anugerah Indonesia, Dr. Tan Lie Lie. Serta Forkompimda di wilayah madiun kota maupun kabupaten.