Para pedagang di Pasar Mangga Dua Surabaya mengeluhkan soal pengelolaan dan mahalnya sewa lapak. Pasalnya, akibat problem tersebut, mereka akhirnya mengalami penurunan omzet.
“Sepi sekarang mas. Gak tahu kenapa. Biasanya jualan dapat Rp5 juta, sekarang cuma Rp1 juta. Sejuta kadang gak dapat sekarang. Ajor (hancur) mas,” ungkap Farida, salah satu pedagang buah di pasar tersebut, Senin (10/6/2024).
Farida mengatakan bahwa biaya lapak yang mahal, lalu tambahan biaya lain-lain, lantas membuatnya tak memiliki alasan bertahan di sana. Apalagi, sepinya pembeli membuat dirinya kerap membuang dagangannya.
“Rp700 ribu dapat lapak sama lampu satu, kalau mau tambah lampu bayar lagi Rp4 ribu. Belum lagi pagi sampah Rp4 ribu. Sebulan bisa Rp800 ribuan. Gak cukup,” katanya.
Farida mengaku sebelum pandemi Covid-19 dari satu jenis buah, seperti pisang bisa terjual hampir 30 tundun dalam satu malam.
Namun, saat ini untuk mencapai sepuluh tundun saja, berat buat Farida. Belum lagi ada dobel parkir yang membuat pembeli malas masuk pasar.
“Banyak pembeli yang komen masuknya sudah pakai karcis ke dalam pakai karcis lagi. Jadi, kalau ada yang mau beli sedikit malas ke sini, mending ke pasar yang kecil-kecil,” ujarnya.
Sementara Ratna, salah seorang pelanggan di pasar tersebut, mengaku juga merasakan hal yang sama. Dia sudah tiga tahun menjadi langganan tak merasakan adanya perubahan signifikan di pasar tersebut, justru setiap hari makin kotor dan rusak, seperti jalanan yang dilalui kendaraan.
Menurut dia, Pasar Mangga Dua dari sisi penataan lintasan sangat buruk. Jalur lintasan yang semestinya dilalui satu jalur menjadi rancu ketika kendaraan membobol arah. Hal itu menyebabkan jalan selebar dua meter itu macet.
Sempitnya jalan membuat akses masuk cukup terganggu, apalagi ketika hujan pasar itu memiliki banyak ‘kubangan bebek’.
“Jalan ini kalau pedagang yang pakai sepeda motor seperti saya ini jendul-jendul, kalau hujan seperti kubangan bebek, saya terus terang saja. Wis gak karu-karuan lah,” keluhnya.
Ratna berharap keresahannya ini bisa didengar oleh pengelola Pasar Mangga Dua, agar setiap aktivitas pedagang dan pembeli di sana lebih nyaman.
“Harus dibenahi, agar lebih tertata lagi. Kalau tempatnya nyaman, bersih, pembeli kan jadi enak,” katanya.
Keluh Pedagang Pasar Mangga Dua Surabaya: Dari Pengelolaan hingga Mahalnya Sewa Lapak

Leave a comment
Leave a comment