inversijatim.id-Aksi damai dan dukungan digelar oleh mahasiswa dosen dan guru besar, Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (FK Unair) , pada Dekan FK Unair, Prof Dr Budi Santoso dr SpOG (K) yang menolak kedatangan dokter asing yang digelar di Patung Airlangga depan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga.Kamis siang.
Untuk diketahui, pernyataan menolak kedatangan dokter asing, berbuntut pencopotan Dekan FK Unair, dengan menerima Surat Keputusan (SK) pemberhentian sebagai Dekan FK Unair dari Rektor Unair, Prof Dr Mohammad Nasih SE MT Ak, pada Rabu, 3 Juli 2024 sore.
Di sisi lain, pihak Unair yang diwakilkan Ketua Pusat Komunikasi dan Informasi Publik (PKIP) dr Martha Kurnia Kusumawardani mengatakan dalam relesnya di WA grub, alasan pemberhentian Prof Bus karena kebijakan internal dan demi penerapan tata kelola lebih baik untuk FK Unair.
Pencopotan, Dekan FK Unair dinggap menyalahi prosedur, dan dianggap tendensius serta pembungkaman kebebasan berpendapat. Masa aksi menutut agar jabatan dekan dikembalikan.
Salah satu Guru besar FK Unair, Prof Dr dr Hafid Bajamal, SpBS(K) menyerukan ajakan mogok kerja, sebagai bentuk protes atas tindakan rektor Unair yang dirasa memberhentikan Dekan FK Unair tanpa adanya alasan yang jelas.
“Senior maupun junior melihat prestasi bagus Prof bus. Sehingga kami mempertanyakan kesalahan besat apa sampai harus diturunkan mendadak dari jabatannya,”ungkapnya.
Menurutnya para civitas akademik masih menunggu tanggapan dari rektor setelah aksi ini. Dan akan melakukan tindakan terarah bahkan melakukan mogok mengajar.
“Kami akan melakukan nota keberatan dn tuntutan secara prosedur, jik tuntutan kami tak digubris maka kmi kn melakukan mogok mengajar sampai tuntutan kami di penuhi,” tegasnya.
Sementara itu Prof Dr Med dr Puruhito SpB, Rektor Unair masa bakti 2001 – 2006 bersama puluhan guru besar yang masih aktif mengajar hadir memberikan orasi dalam aksi damai tersebut. Demikian pula para PPDS, dokter muda dan staff pengajar FK Unair.
Prof Puruhito mengungkapkan keputusan Rektor yang menyatakan bahwa Prof Bus, sapaan akrab Prof Budi Santoso yang dihentikan jabatannya sebagai dekan secara mendadak tanpa suatu sebab yang diketahui pasti. Sehingga banyaknpihak tidak mendukung pemberhentian jabatan Prof Bus.
“Kita menuntut agar jabatan beliau dikembalikan memimpin Fakultas Kedokteran sampai berakhirnya masa jabatan beliau. Karena beliau buat kita adalah bapak yang telah membawa kita semuanya ke dunia internasional yang lebih baik. Yang menyebabkan nama Unair jadi naik, tapi mengapa rektor justru membunuh seseorang yang membawa nama airlangga lebih baik,”ujarnya.
Menurutnya, keputusan pemecatan juga tidak sesuai dengan pasal 53 Statuta Unair bahkan perpres. Karena Prof Budi dalam keadaan sehat, tidak mengundurkan diri dan tidak terlibat dalam tindak kriminal yang ditetapkan hukum.
Iapun berencana menanyakan dasarnya pemecatan. Pasalnya hingga saat ini belum jelas apa yang mendasari rektor bertindak secepat ini.
” (pemberhentian) itu ada prosedurnya, harusnya SP1 dulu, SP2, kan begitu. Prosedur ini tidak ditempuh. Saya sebagai mantan rektor tahu prosedur itu, yang sampai sekarang tidak diberlakukan pada pemecatan prof Bus. Itu yang kami sesalkan,”tegasnya
Terkait himbauan mogok kerja yang disampaikan sejumlah guru besar, Prof Puruhito mengembalikan hal ini pada persepsi tiap pengajar Unair.
“Itu tergantung persepsi masing-masing, sebab kami sebagai guru ingin terus memberikan pelajaran kepada mahasiswa. Kalau kita disuruh mogok sulit, nanti pasien kita kasihan, nama kita juga jatuh. Sejauh mungkin kita menghindari aksi-aksi yang menentang kebijakan pemerintah,”lanjutnya.
Menurutnya, FK Unair tetap mendukung pemerintah membuat pendidikan lebih baik.