inversijatim.id-Konflik antara PBNU dengan PKB semakin memanas. Ketua Umum PBNU, Kyai Haji Yahya Cholil Staquf, mendapatkan mandat penuh dari Rais Aam PBNU Kyai Haji Miftachul Ahyar untuk segera memperbaiki PKB. Hal ini, karena PBNU, mempunyai tanggung jawab moral untuk memperbaiki PKB, yang dinilai melenceng dari desain awal pembentukan PKB oleh para Kyai NU.
Hal ini disampaikan oleh Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf, di pondok pesantren Miftachus Sunnah, Surabaya, Jawa Timur, Selasa (13/8) siang. Mandat khusus tersebut diberikan Rais Aam PBNU, setelah sebelumnya ratusan kiai berkumpul di pondok pesantren Tebuireng Jombang, dan menyepakati memberikan “mandat tebuireng” kepada Rais Aam pbnu untuk memperbaiki PKB.
“Ini kerana PKB didirikan pada tahun 1998, oleh para ulama NU, sehingga ada tanggung jawab moral,” terang Gus Yahya.
Usai mendapatkan mandat dari Tebuireng ini, Rais Aam PBNU Kyai Haji Miftachul Ahyar, kemudian memanggil Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf dan sejumlah pengurus PBNU lainnya, yang kebetulan berada di Surabaya untuk merapat ke Ponpes Miftachus Sunnah.
Ketum PBNU Kyai Haji Yahya Cholil Staquf menyebutkan, para kyai berkumpul di pesantren Tebuireng untuk mendalami masalah-masalah terkait hubungan PBNU dan PKB. Kemudian dirinya mendapatkan perintah langsung dari Rais Aam PBNU, untuk menindaklanjuti laporan para kyai tersebut. Terkait langkah apa yang akan dilakukan dalam menghadapi muktamar PKB, Gus Yahya mengaku akan segera mematangkan rumusannya dan melakukn sosialisasi.
Gus Yahya mengatakan masalah antara PKB dan PBNU, sebenarnya bukanlah masalah baru. Hubungan yang tidak baik ini, sebenarnya telah terjadi dalam 15 tahun terakhir atau sejak PKB dipimpin Muhaimin Iskandar. kini PKB dinilai telah melenceng dari desain awal pembentukannya oleh para kyai NU, diantaranya tidak berfungsinya dewan syuro PKB.
“Dewan syuro kedudukan seperti di eliminasi sedemikian rupa sehingga , dewan Syuro didalam struktur PKB tidak memiliki kewenangan apapun dalam PKB, ini telah melenceng dari desain awal pembentukannya oleh para kyai NU,” terang Gus Yahya. Ia menyadari bahwa PBNU dan PKB dua intitas yang berbeda tak ada ikatan structural sam sekali. Namun , untuk mengakomodir suara suara para Kiai maka gerakan ini dilakukan.
Hadir dalam pertemuan di ponpes yang juga kediaman Rais Aam PBNU, adalah pengasuh pesantren lirboyo, KH Anwar Mansyur, pengasuh pesantren Sidogiri KH Nurhasan, pengasuh pesantren Tebuireng KH Abdul Hakim Mahfudz, Wakil Rais Aam PBNU. sekaligus pengasuh pesantren Al Amin Kediri, KH Anwar Iskandar, pengasuh pesantren Zainul Hasan Genggong, KH Mutawakil Alallah, serta sejumlah kiai lainnya yakni perwakilan Kyai dari Indonesia Bagian Timur dan Indonesia Bagian Barat.