Tim Bayi Kembar Siam Rumah Sakit Umum Daerah dr Soetomo, Surabaya, Jawa Timur, berhasil memisahkan bayi kembar siam dempet pantat atau pygopagus, bernama Arsello dan Arsenio asal Tulungagung, Jawa Timur. Namun/ dalam operasi emergensi ini salah satu bayi, meninggal. Operasi ini dilakukan karena untuk menyelamatkan salah satu bayi agar tetap hidup survive.
Salah satu Tim Dokter Kembar Siam Rumah Sakit Umum Daerah dr Soetomo, dr Wurry Ayuningtyas Sp A (K) mengatakan, bayi kembar siam berjenis kelamin laki-laki itu bernama Arsello dan Arsenio. Lahir dari pasangan suami istri Yoga Azka dan Yeni Dewi di Rumah Sakit Bhayangkara Tulungagung pada 17 April 2024.
Awal, pasutri asal Kepatihan, Tulung Agung ini, tak menyangka kalau anaknya akan lahir kembar siam. “ Karena saat di USG ,posisi bayinya 69. Jadi loginya tak dempet, tetapi setelah lahir ternyata depet pada pantatnya.” Terang Yeni, saat ditemui di Gedung Bedah Pusat Terpadu RSUD dr Soetomo.
Selain depet di pantatnya, secara fisik bayi laki laki ini, hanya memiliki satu kelamin dan satu saluran pembuangan. Lantaran karena faktor kesehatan, bayi kembar siam itu kemudian dipindahkan ke rumah sakit umum setempat.
” Ketika jalan 3 bulan anak saya rawat di rumah, dengan pengawasan dari bidan dan dokter tiap dua minggu datang ke rumah, dan di rumah telah disiapkan kamar steril dan tak semua bisa datang melihat. Sehingga tak ada jagong bayi istilah orang jawa,” paparnya.
Namun, kondisi kesehatan salah satu bayi mendadak turun, mengalami sesak nafas diduga terkena pneumonia. Selanjutnya, di usia 38 minggu atau tepatnya pada tanggal 14 Agustus 2024, pihak Rumah Sakit Umum Daerah Ishak Tulungagung selanjutnya merujuk bayi siam ke Rumah Sakit Umum Daerah dr Soetomo Surabaya untuk menjalani operasi pemisahan.
Selama dua hari dirawat di Rumah Sakit Umum Dokter Soetomo Surabaya, kondisi Arsenio tak kunjung membaik. Denyut jantung terus melemah dan tim dokter yang merawat juga menemukan infeksi pada tubuh.
“Karena kondisinya terus menurun, ada kelemahan kemampuan gerak, jantung melemah dan ditemukan infeksi juga. Maka kami memutuskan melakukan separasi. Separasinya juga emergency di tanggal 16 Agustus 2024,” ujar dr Wurry, Selasa, 20 Agustus 2024.
dr Wurry mengungkapkan, proses pemisahan bayi kembar siam Arsello dan Arsenio ini berlangsung sembilan jam sejak pembiusan dilakukan.
“Pembiusan pada pukul 07.25 WIB, dan operasi tuntas pukul 16.20 WIB. Bayi berhasil dipisahkan jam 13.35 WIB. Sedangkan tindakan operasi start jam 9.25 WIB,” urainya.
Selama operasi berjalan ia menyebut, kondisi Arsenio kritis dan sempat mengalami henti jantung sehingga tim dokter perlu memberikan tindakan resusitasi. Namun nahas, upaya medis yang diberikan tidak membuahkan hasil. Bayi Arsenio akhirnya gagal diselamatkan meski berhasil dipisahkan dari kembarannya.
“Untuk kondisi bayi Arsello, kondisi saat ini stabil, sudah bisa minum susu, tapi masih perlu dipantau infeksi luka bekas operasi, ” tutupnya.