inversijatim.id Untuk mereduksi ganguan mental, seperti depresi stress, putus asa akibat beban pikiran yang berlebihan, ribuan mahasiswa baru Universitas Muhammadiyah Surabaya (UM Surabaya) mengikuti kegiatan melukis serentak pada Project Social yang merupakan serangkaian agenda Mastama, Ordik, Expo UKM (MOX).
Berdasarkan hasil penelitian The American Art Therapy Association, dengan melakukan aktivitas kreatif selama 45 menit dapat mengurangi stress. Hal ini, terkait dengan pengurangan kadar kortisol ketika seseorang berkegiatan seni. Dengan kegiatan melukis diharapkan mampu memiliki dampak yang positif dalam kesehatan mental.
Dengan mengangkat tema mental health, Ribuan Gen-Z mengekspresikan kesehatan mental melalui lukisan “Brainpression” sebuah ekspresi yang bersumber dari isi kepala, atau yang sedang dipikirkan individu dalam situasi yang sedang dihadapi. Tak hanya melukis, ribuan maba juga melakukan campaign mental health awareness pada Sabtu (20/9/24) di halaman kampus.
Khoirul Anam Kepala Kemahasiswaan UM Surabaya mengatakan, kesehatan mental menjadi isu yang krusial di negeri ini, dan menjadi isu yang paling banyak disorot anak muda zaman sekarang.
Sementara itu, mahasiswa baru UM Surabaya mayoritas adalah generasi Gen-Z, yang merupakan generasi yang lahir pada 1997-2012, mereka sekarang berusia 8-23 tahun, dan dalam banyak penelitian disebut, bahwa generasi Gen-Z adalah generasi yang paling rentan mengalami stress.
“Gangguan kesehatan mental yang paling banyak ditemui pada Gen Z adalah gangguan kecemasan, depresi, hingga bunuh diri,”kata Khoirul.
Khoirul berharap aksi melukis massal ini, diharapankan bisa menjadi salah satu contoh mengatasi masalah kesehatan mental, dengan cara murah dan bisa dilakukan dimana saja, sehingga Gen-Z bisa mengekspresikan emosi dan perasaanya.
Sementara itu, Nailla Zahwa Nur Sasongko mahasiswa baru jurusan S1 Fisioterapi Fakultas Ilmu Kesehatan (FIK) UM Surabaya menjelaskan dalam project sosial ini, ia melukis seseorang yang depresi. Hal tersebut tergambar dengan lukisannya dibagian kepala yang ribut dan penuh.
“Jadi saya menggambarkan seseorang yang depresi dan kepalanya penuh, maba kan ya ada pusing tugas, ada masalah keluarga, hubungan dengan teman jadinya isi kepalanya jadi ribut,”jelasnya.
Menurutnya project sosial hari ini relate sekali dengan kondisi anak muda yang rentan dengan mental health. Menurutnya dengan melukis ia bisa menguragi setres karena telah menyalurkan isi hati dan uneg-uneg yang ada di kepala. “ Lukisn ini menjadi curahan hati, sya untuk meringankn beban pikiran,”tutupnya.